Makalah
Analisis Bahan Ajar 4 (Empat)
Dipersentasikan pada Diskusi kelas Mata Kuliah Tela’ah Buku
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab
Oleh
Kelompok I2
Fatma Dewi Adjiji
Dosen Pengampuh:
Dr. Hi. Muh. Arif, M.Ag.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN AMAI GORONTALO
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang
menyenangkan dan mengesampimgkan ancaman dalam proses pembelajaran. Salah satu
cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan
bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta
didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan ajar tersebut.
Bahan ajar harus disusun berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
Jika bahan yang disusun tidak sesuai dengan kurikulum, berarti bahan ajar
tersebut tidak menjamin tercapainya tujuan seperti yang ditentukan. Dan
sekarang telah diterapkan kurikulum K13, serta prinsip dari k13 ini sendiri
menggunakan pendekatan saintifik. Maka dari itulah disusunnya makalah ini guna membahas analisis
bahan ajar 4 (empat), yang akan diulas mulai dari definisi bahan ajar itu
sendiri, bagaimana fungsinya, apa itu analisi sanitifik, bagaiman tahap – tahap
menganalisis bahan ajar, dan contoh menganalisis bahan ajar.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Apakah
yang dimaksud dengan bahan ajar?
2.
Bagaiman
fungsi bahan ajar?
3.
Apa
saja jenis – jenis bahan ajar?
4.
Bagaimana
tahap – tahap menganalisis bahan ajar?
5.
Contoh
analisis bahan ajar dalam buku تعليم اللغة العربية kelas VIII MTs, yang ditulis oleh Dr. D.
Hidayat
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar adalah sebuah persoalan
pokok yang tidak bisa dikesimpangkan dalam satu kesatuan pembahansan yang utuh
tentang cara pembuatan bahan ajar.[1]
Selain itu, Depdiknas juga menambahkan bahwa bahan ajar merupakan informasi,
alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.
Menurut para ahli pengertian bahan
ajar adalah sebagai berikut :
Menurut National Center For
Competency Based Training (2007),bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang
digunakan untuk membantu guru atau instuktur dalam melaksanakan proses
pembelajaran dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun tak
tertulis.
Menurut Pails Ache dalam Diknas,
bahan ajar adalah gabungan dari dua kata “teaching materia “. Maknanya terdiri
atas teaching yang berati mengajar dan material yang berarti bahan. Jadi bahan
ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran.
Menurut Suharsimi Arikunto dalam
Belawati dkk,memberikan pendapat tentang pentingnya bahan ajar yakni bahan ajar
merupakn inti yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Karena memang bahan
pembelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai pembelajar.
Menurut Darwyn Syah ,dkk sebagaimana
dikutip oleh Zainuddin Arif,Bahan pembelajaran merupakan salah satu sumber
belajar yang berisikan pesan dalam bentuk-bentuk, konsep, prinsip, definisi, kontes,
data, fakta, proses, nilai, dan keterampilan.[2]
Sedangkan menurut Chomsin S. Widodo
dan Jasmadi, bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan materi
pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain
secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan,
yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
Dari uraian diatas dapat
disimpulakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana yang terdiri dari bahan
yang tertulis maupun tidak tertulis, yang digunakan oleh pengajar untuk
mengoptimalkan proses pembelajaran agar berlangsung sesuai dengan tujuan
bersama.
B.
Fungsi Bahan Ajar
Dilihat dari aspek fungsi, bahan
pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar
yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan
secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan
pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam
pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan
panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum
yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti
kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.
Sebagai sumber belajar yang
dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan
penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan,
majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran. Bahan
pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi kurikulum, tetapi
memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu memberikan
pendalaman dan pengayaan bagi peserta didik[3].
Dalam proses belajar mengajar guru
menyajikan materi kepada peserta pendidikan, Pembuatan bahan ajar yang menarik
dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntunan bagi setiap
pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses
pembelajaran yang kita laksanakan.
Disini peran guru sebagai fasilisator
lebih penting dari pada sebagai nara sumber, karena peran guru sebagai
fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses belajar mengajar (PBM) dengan
cara :
1.
Membangkitkan
minat belajar peserta didik.
2.
Menjelaskan
tujuan pembelajaran.
3.
Menyajikan
materi dengan struktur yang baik.
4.
Memberi
kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik (fead back
5.
Memperhatikan
dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami.
6.
Menciptakan
komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik ).[4]
Dalam pembuatan bahan ajar ,maka ada
dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
1.
Fungsi
bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar[5]
a.
Fungsi
bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1)
Fungsi
bahan ajar bagi pendidik,diantranya :
-
Menghemat
waktu pendidikan dalam mengajar
-
Mengubah
peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator
-
Meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
-
Sebagai
pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses
pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta
didik.
-
Sebagai
alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
2)
Fungsi
bahan ajar bagi peserta didik antara lain :
-
Peserta
didik dapat belajar tanpa harus ada pendidikan atau teman peserta didik yang
alin.
-
Peserta
didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
-
Peserta
didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing
-
Peserta
didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
-
Membantu
peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan
-
Sebagai
pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dlam proses
pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan
dikuasainya.
b.
Fungsi
bahan ajar menurut strategi pembelaran yang digunakan
Fungsi bahan
ajar ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1.
Fungsi
bahan ajar dalam pembelajaran klasikal,antara lain :
-
Sebagai
satu-satunya sumber informasi serta pengawasa dan penggalian prose pembelajaran
-
Sebagai
bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2.
Fungsi
bahan ajar dalam pembelajaran indivudual, antara lain :
-
Sebagai
media utama dalam prose pembelajaran
-
Sebagai
alat yang digunakan untuk menyusun dan mengaawasi proses peserta didik dalam
memperoleh informasi
-
Sebagi
penunjang media pembelajran indivudual lainnya.
3.
Fungsi
bahan ajar dalam pembelajar kelompok, antara lain[6]
:
-
Sebagai
bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara memberi
informasi tentang latar belakang materi,informasi tentang peran orang –orang
yang terlibat dalam belajar kelompok.
-
Sebagi
bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa ,maka
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C.
Jenis – Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar jika dikelompokkan
menurut jenisnya ada 4 jenis yakni bahan cetak (material printed) seperti
handout, modul, buku, lembar kerjasiswa, brosur, foto/gambar dan model. Bahan
ajar dengar seperti kaset,radio, piringan hitam dan compact disk audio. Bahan ajar
pandang denganseperti video compact disk dan film. Bahan ajar interaktif
seperti compactdisk interaktif.[7]
D.
Analisis Saintifik
Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang standar
proses pendidikan dasar dan menengah menegaskan bahwa prinsip
pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 dari pendekatan tekstual menuju
proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah/pendekatan saintifik.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk
membentuk siswa yang mandiri dalam mencari tahu/menemukan konsep serta
menuju pembelajaran ya ng jawaban
kebenarannya bukan jawaban tunggal
melainkan multi dimensi. Oleh sebab itu, pendekatan yang berawal dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah.
Pembelajaran yang menggunakan pendekatan
ilmiah /saintifik adalah pembelajaran yang dirancang secara prosedural sesuai
dengan langkah-langkah umum kegiatan ilmiah. Pada pembelajaran, pendekatan saintifik
diimplemen-tasikan dalam kegiatan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar,
dan mengo-munikasikan (Kurikulum, 2013: 3).[8]
Menurut M. Lazim, pendekatan
saintifik didefinisikan sebagai berikut:
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau
prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau
menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan
dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
Berdasarkan penjelasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang
bertujuan untuk mengembangkan pola berpikir ilmiah siswa dengan cara
mengimplementasikan metode mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengomunikasikan dalam pembelajaran.
Karakteristik pembelajaran yang
mengimplementasikan pendekatan saintifik sesuai dengan Standar Kompetensi
Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah
kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.[9]
E.
Tahap – Tahap Analisis Bahan Ajar
Dalam analisis kebutuhan bahan ajar,
di dalamnya terdapat tiga tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar
terdiri dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan
penentuan jenis serta judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi
bagian integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan bahan ajar yang
tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut penjelasan tahap-tahap dalam analisis
kebutuhan bahan ajar. Pada langkah ini ada empat tahap, adapun tahap-tahap
tersebut adalah sebagi berikut[10]
:
1.
Menganalisis
Kurikulum
Kurikulum merupakan susunan, bahan
kajian, dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan
yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional[11]
Dalam skala yang lebih luas,
kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya
manusia yang berkualita.[12]
Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan,
mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam
menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Tahap pertama ini ditunjukkan untuk
menentukan kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dengan demikian,
bahan ajar yang kita buat benar-benar diharapkan dapat menjadikan peserta didik
menguasai segala kompetensi yang ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita
perlu mempelajari lima hal sebagai berikut:
a.
Standar
Kompetensi
Standar kompetensi yaitu kualifikasi
kemampuan minimal peserta didik yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan.
Standar kompetennsi terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku
yang wajib dipenuhi dan berlaku secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan
ajar, maka tugas kita adalah menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi
oleh peserta didik.
b.
Kompetensi
Dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu
sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan
ajar, maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan kompetensi
dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
c.
Indikator
Ketercapaian Hasil Belajar
Indikator yaitu rumusan kompetensi
yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam
menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik. Setelah menganalisis
kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita
analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang
nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang
tepat.
d.
Materi
Pokok
Materi pokok adalah sejumlah
informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, acuan nilai yang disusun
sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang
telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang harus kita
telaah. Jadi setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis
materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun
isi bahan ajar. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus
dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai
dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasarkan indikator
pencapaian belajar.[13]
Penentuan isi dan materi pelajaran ini di
dasarkan atas pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman
belajar yang dialami oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan
materi ajar.langkah langkah pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting
karena dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan
proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses
pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa
e.
Pengalaman
Belajar
Pengalaman menurut piaget
berlangsung dalam diri setiap individu melalui proses konstruksi pengetahuan. oleh
sebab itu teori belajar piaget terkenal dengan teori konstruktivistik. Belajar
menurut teori konstruktivitas bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses
mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil
pemberian dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses
mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.[14]
Pengalaman belajar adalah suatu
aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para peserta didik
agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah disusun
secara jelas dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam
kegiatan pembelajaran.
Itulah lima komponen utama yang
harus kita pahami sebelum kita melakukan analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam
hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis pengalaman belajar ditunjukkan
untuk mengidentifikasi bentuk serta bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk
aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Kemudian, jika kita sudah
sampai pada analisis pengalaman belajar (yang akan dilakukan oleh peserta
didik) tersebut.
Berdasarkan analisis kurikulum ini,
maka kita dapat mengetahui jumlah bahan ajar yang harus dibuat dan disiapkan
dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita dapat mengetahui dan
mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan.
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat
dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis bahan ajar agar dapat diturunkan
dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan, maka
akan semakin mudah bagikita untuk menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika
analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan diketahui
pula banyaknya bahan ajar yang harus disiapkan.
2.
Analisis
Sumber Belajar
Setelah melakukan analisis
kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis kebutuhan belajar adalah menganalisis
sumber belajar. Membahas tentang sumber belajar, tidak dapat dipisahkan dari
pemahaman terhadap pengertian konsep belajar. Pengertian belajar menurut
Sjahminan Zaini adalah melatih, menggunakan, memfungsikan serta mengoptimalkan
fungsi macam-macam alat (indera luar dan dalam) yang telah dianugerahkan oleh
Allah secara integral dalam pelbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari
rasa syukur kepada-Nya.[15]
Firman Allah Q.S An-Nahl: 78
Terjemahnya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran,
penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Apa dan bagaimana analisis sumber
belajar itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus memahami
terlebih dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk
penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria analisis
terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian,
ketersediaan, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber belajar
adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan
dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam menganalsis
sumber belajar.
Andi Prastowo menerangkan bahwa
kriteria untuk menyeleksi sumber belajar yang berkualitas dapat dibagi menjadi
dua yaitu kriteria secara umum dan kriteria secara khusus.[16]
a)
Kriteria
Umum
Kriteria umum dalam pemilihan sumber
belajar yang berkualitas ini meliputi:
1. Ekonomis,
yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal. Sumber belajar perlu
disesuaikan dengan alokasi dana dan kebutuhan sumber belajar yang akan
digunakan. Seperti layaknya prinsip ekonomi, perlu diusahakan agar mampu
mendapatkan sumber belajar berkualitas yang sesuai kebutuhan dengan alokasi
dana yang seminimal mungkin.
2.
Praktis
dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak membingungkan.
Tidak memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain yang sulit diadakan.
3. Mudah
diperoleh, bahwa sumber belajar mudah dicari dan didapatkan. Jika perlu dapat
memanfaatkan lingkungan sekitar yang tersedia sehingga peserta didik juga dapat
dengan mudah memanfaatkan
4. Fleksibel
atau kompatible, sumber belajar tidak harus mengikat pada satu tujuan atau
materi pembelajaran tertentu. Akan lebih baik jika dapat dimanfaatkan untuk
berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga keperluan yang lain.
5.
Relevan
dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pembelajaran lainny.
6.
Dapat
membantu efisien dan kemudahan pencapaian tujuan pembelajaran.
7.
Memiliki
nilai positif bagi proses/aktivitas pembelajaran khususnya peserta didik
8. Sesuai
dengan interaksi dan strategi pembelajaran yang telah dirancang/sedang
dilaksanakan
b)
Kriteria
Khusus
Kriteria khusus yang perlu
diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar yang berkualitas adalah sebagai
berikut:[17]
1.
Sumber
belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
2. Sumber
belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang dipilih
sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
3.
Sumber
belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat
diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
4. Sumber
belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumberbelajar yang dipilih
hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi dalam
kegiatan belajar mengajar.
5. Sumber
belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa
berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.
3.
Memilih
dan Menentukan Bahan Ajar
Tahap ketiga dalam analisis
kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan
dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan
tersebut, maka langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan antara lain
menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan
dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik, serta menetapkan
jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analsis kurikulum dan analisis sumber
bahan.
Berkaitan dengan pemilihan bahan
ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan
menentukan bahan ajar, yaitu :
a.
Prinsip
Relevansi
Arti dari prinsip relevansi yaitu
bahan ajar yang dipilih sebaiknya ada hubungannya dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar.
b.
Prinsip
Konsistensi
Dalam prinsip konsistensi, bahan
ajar yang dipilih harus mempunyai niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar
yang mesti dikuasai peserta didik dengan bahan ajar yang telah disiapkan
mempunyai keselarasan dan kesamaan.
c.
Prinsip
Kecukupan
Dalam prinsip kecukupan, ketika kita
memilih bahan ajar, hendaknya dicari yang memadai untuk membantu peserta didik
menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
F.
Contoh Analisi Bahan Ajar
Bahan ajar yang dianalisis oleh
penulis disinih adalah buku ajar bahasa Arab untuk kelas VIII madrasah
tsanawiyah yang ditulis oleh Dr. D. Hidayat.
a.
Berikut
ini ialah gambaran singkat mengenai identitas buku yang akan penulis analisis.[18]
1)
Judul
Buku :
تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab)
2)
Pengarang : Dr. D. Hidayat
3)
Cetakan : Cetakan Pertama
4)
Tahun
Terbit :
2015
5)
Penerbit : PT. Karya Toha Putra
6)
Tempat
Terbit :
Semarang
7)
Ditujukan
Kepada : Peserta didik Madrasah
Tsanawiyah Kelas VIII
b.
Penulis
Buku Teks
Buku ini merupakan buku pelajaran
bahasa arab dengan cetakan pertama berstandar K13 berdasarkan keputusan Menag
RI no. 165 Th. 2014, yang ditulis oleh Dr. D. Hidayat, Di dalam buku sekolah
ini yang penulis analisis disinih, profile lengkap penulis tidak tersaji.
Padahal data semacam daftar riwayat hidup atau riwayat pendidikan perlu untuk
menunjang dalam penganalisisan buku teks ini. Yaitu untuk mengetahui apakah
penulis ialah orang yang memiliki kapabilitas dan pemahaman yang baik tentang
dunia pendidikan, perbukuaan, dan penulisan buku-buku ajar.
c.
Sistematika
Isi dan Peta Konsep
Pada awal halaman buku ini disajikan
tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar bahasa Arab MTs kelas VIII
semester ganjil. Buku ini berisikan enam bab, pada bab pertama dengaan judul
pembahasan الساعة, pada bab kedua يومياتنا في المدريةpada
ketiga
يومياتنا في البيت pada bab keempat المهنة pada bab kelima اللاعبون
المهنيّون pada bab keenam الطبيب والمرضى
ditiap – tiap bab dilengkapi dengan petunjuk (yang berlandaskan pada RPP dan
silabus) bagi guru dalam memberikan pembelajaran bagi peserta didik, kemudian
terdapat mufradats (kosa kata) bergambar,
(al-Hiwar) percakapan, (at-tarkib) kaidah. Didalam buku ini juga memuat
empat maharah (al-qira’ah, al-kitabah, istima’ wal kalam)[19]
d.
Halaman
Buku ajar dengan 6 (enam) bab ini,
terdiri dari 113 halaman. Halaman pertama pada masing – masing bab terdiri atas
topik bab, paduan kepada guru dalam memberikan pembelajaran. Ditiap awal halaman pada masing – masing bab ini juga
peserta didik akan disugukan dengan mufradat (kosa kata) bergambar dan ibarah,
bagian bawa pada halaman ini setelah mufradats dan ibarah, terdapat latihan
dari mufradat dan ibarah tersebut. Halaman berikutnya berisikan hiwar
(percakapan), tarkib (kaidah), banyaknya halaman tarkib tergantung dengan
pembahasan yang ada dalam bab itu, pada halaman setelahnya terdapat latihan
dari tarkib (kaidah) tersebut.
Nah, pembahasan akhir pada
halamannya perserata didik akan mendapatkan pembahasan al-qira’ah dan
al-kitabah yang dimana pada tiap – tiap pembahasannya terdapat latihan.
Penjelasan materi dari tiap – tiap bab tidak sama rata banyaknya tergantung
panjang dan pendeknya pembahsan bab tersebut. Selain penjelasan materi yang
diformat secara naratif, ada juga penjelasan yang diformat berbentuk tabel sehingga
lebih memudahkan siswa dalam memahami materi dan kaidah. Selain itu, ditiap –
tiap akhir pembahasan materi peserta didik juga diberikan soal – soal latihan
yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang yelh diberikan.
Diantara bab 3(tiga) dan bab 4
(empat) terdapat soal latihan dari bab 1(satu) sampai bab 3 (tiga), yang bagi
guru bisa dijadikan sebagai soal ujian tengah semester. Dan pada halaman 97
sampai 100 terdapat soal - soal yang bisa dijadikan sebagai soal ujian akhir.
Pada halaman 101 dan 102 terdapat indeks mengenai isi buku, halaman setelahnya
terdapat mu’jam mufradats. Serta pada halaman 109 berisikan referensi dari buku
tersebut. Pada empat halaman terakhir buku ini terdapat catatan yang bisa diisi
oleh guru dan juga peserta didik.[20]
e.
Aspek
Keterampilan Berbahasa
Di dalam pembelajaran bahasa Arab,
ada 4 (empat) aspek atau komponen yang tidak pernah hilang karena merupakan
komponen pokok di dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu mendengarkan/menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan
kurikulum sekarang dirancang untuk memaksimalkan keempat aspek tersebut agar
dapat berkembang di setiap individu peserta didik.
Keempat aspek keterampilan berbahasa
itu pun terdapat pada buku teks yang penulis analisis. Hal tersebut dapat
dilihat pada bab - bab yang penulis uraikan diatas. Dibuku ini terdapat halaman
tersendiri yang memerintahkan peserta didik untuk membaca dan menulis, serta buku ini juga dilengakpai dengan vcd
sebagai latihan untuk membaca dan melatih kemampuan muhadatsanya peserta didik.
Selain itu, buku ini juga menyajikan tarkib (kaidah) dimana peserta didik
diarahkan untuk menyusun kalimat sesuai dengan kaidah yang berlaku.
Hanya saja, didalam penulisan
struktur kalimat dalam buku ini terdapat kejanggalan bagi penulis sendiri,
dimana penyusun buku ini tidak menyertakan harakat akhir dari tiap – tiap kata
yang tersusun dalam satu kalimat. Memang dari segi maharatul qira’ah dan juga
kalam itu tidaklah mengapa jika tidak disertakan, namun dalam kaidahnya sangat
membahayakan, yang menurut penulis akan membahayakan pemahaman peserta didik
kedepan didalam mempelajari ilmu bahasa Arab, karena harakat akhir suatu kata
ataupun kalimat erat kaitannya dengan ilmu nahwu, dan terkadang bisa merusak
makna asli kalimat tersebut. bagi peserta didik.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Bahan ajar merupakan informasi, alat
dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran. Bahan ajar harus disusun berdasarkan pada kurikulum
yang berlaku. Jika bahan yang disusun tidak sesuai dengan kurikulum, berarti
bahan ajar tersebut tidak menjamin tercapainya tujuan seperti yang ditentukan.
Dilihat dari aspek fungsi, bahan
pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar
yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan
secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan
pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam
pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan
panduan utama lainnya.
Sebagai sumber belajar yang
dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan
penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan,
majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran.
Sebagai simpulan akhir dari penulis
makalah ini, bahwa buku ajar dengan judul تعلم اللغة
العربية (Pelajaran Bahasa Arab), yang
disusun oleh Dr. D. Hidayat, sudah dianggap bisa atau baik didalam pembelajaran
yang menggunakan pendekatan saintifik.
Daftar Pustaka
Hamalik,
Oemar, 2005, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat,
2015, تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab), Semarang, PT. Karya Toha Putra
Prastowo Andi, 2014, Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar
Inovatif, Yogyakarta: Diva Press
Rahmi Aida dan Hendra Harmi, 2013, Pengembangan Bahan Ajar MI, Curup: Lp2 STAIN Curup
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam,
(Jakarta: Kalam Mulia, 1986)
http://berbagi-media-pengetahuan.blogspot.com/2014/05/defenisitujuanpentingnya-bahan-ajar.html, diakses pada tgl 22 Desember 2018 pukul 20.25 WITA
https://www.academia.edu/3823058/A._Karakteristik_Bahan_Ajar, diakses pada tgl 22 Desember 2018 pukul 20.25 WITA
http://rheeviie.blogspot.com/2017/10/langkah-langkah-pokok-pembuatan-bahan_23.html, diakses pada tgl 22 Desember 2018 pukul 20.25 WITA
https://www.academia.edu/27306647/ANALISIS_Pendekatan_Saintifik_Pada_Kurikulum_2013_Di_Sdn_Tanjungrejo_1_Malang, diakses pada tgl 26 Desember 2018 pukul 23.33 WITA
http://metodepembelajaran10.blogspot.com/2017/01/pengertian-pendekatan-saintifik-dan.html, diakses pada tgl 26 Desember 2018 pukul 23.33 WITA
http://lifeiseducation09.blogspot.com/2013/03/materi-pembelajaran.html,
diakses pada 15 januari 2019 pkl 02.18
[1] https://www.academia.edu/17534497/PENGEMBANGAN_PENGALAMAN_BELAJAR,
diakses pada 15 januari 2019 pkl. 02.18
[1] Andi Prastowo.
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif ( Yogyakarta: Diva Press,2014) ,h.16
[2]Aida Rahmi dan
Hendra Harmi. Pengembangan Bahan Ajar MI
(Curup: Lp2 STAIN Curup, 2013), h.2-4
[3]
http://berbagi-media-pengetahuan.blogspot.com/2014/05/defenisitujuanpentingnya-bahan-ajar.html
[4] Aida Rahmi dan
Hendra Harm. Pengembangan Bahan Ajar
MI , h. 6
[5] Andi Prastowo.
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif , h. 24-25
[6] Andi Prastowo.
Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif , h .25-27
[7]
https://www.academia.edu/3823058/A._Karakteristik_Bahan_Ajar
[9]https://www.academia.edu/27306647/ANALISIS_pendekatan_saintifik_pada_kurikulum_2013_di_sdn_tanjungrejo_1_malang
[10]
http://rheeviie.blogspot.com/2017/10/langkah-langkah-pokok-pembuatan-bahan_23.html
[11] Dr. Oemar Hamalik.2005.Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.h. 18
[12] Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum
dan Pembelajaran. Jakarta, h. 24
[13] http://lifeiseducation09.blogspot.com/2013/03/materi-pembelajaran.html,
diakses pada 15 januari 2019 pkl 02.18
[14] https://www.academia.edu/17534497/PENGEMBANGAN_PENGALAMAN_BELAJAR,
diakses pada 15 januari 2019 pkl. 02.18
[15] Syahminan Zaini, 1986, Prinsip-Prinsip
Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, h. 9
[16] Andi Prastowo, 2014, Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, h. 61
[17] Andi Prastowo, 2014, Panduan
Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, h. 61
[18] Hidayat, تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab), ( Semarang, PT. Karya Toha Putra, 2015), h. هـ
[19]Hidayat, تعلم اللغة العربية
(Pelajaran Bahasa Arab), h. 1-8
[20] Hidayat, تعلم اللغة العربية
(Pelajaran Bahasa Arab), h. 97-109