Selasa, 15 Januari 2019

Analisis Bahan Ajar 4 (Empat)_ dalam buku تعليم اللغة العربية kelas VIII MTs





Makalah
Analisis Bahan Ajar 4 (Empat)
Dipersentasikan pada Diskusi  kelas Mata Kuliah Tela’ah Buku
Jurusan Pendidikan Bahasa Arab

Oleh
Kelompok I2
Fatma Dewi Adjiji




Dosen Pengampuh:
Dr. Hi. Muh. Arif, M.Ag.


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN AMAI GORONTALO

2018






BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang menyenangkan dan mengesampimgkan ancaman dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat pembelajaran menjadi menyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang menyenangkan pula, yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan senang mempelajari bahan ajar tersebut.
Bahan ajar harus disusun berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Jika bahan yang disusun tidak sesuai dengan kurikulum, berarti bahan ajar tersebut tidak menjamin tercapainya tujuan seperti yang ditentukan. Dan sekarang telah diterapkan kurikulum K13, serta prinsip dari k13 ini sendiri menggunakan pendekatan saintifik. Maka dari itulah  disusunnya makalah ini guna membahas analisis bahan ajar 4 (empat), yang akan diulas mulai dari definisi bahan ajar itu sendiri, bagaimana fungsinya, apa itu analisi sanitifik, bagaiman tahap – tahap menganalisis bahan ajar, dan contoh menganalisis bahan ajar.


B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah yang dimaksud dengan bahan ajar?
2.      Bagaiman fungsi bahan ajar?
3.      Apa saja jenis – jenis bahan ajar?
4.      Bagaimana tahap – tahap menganalisis bahan ajar?
5.      Contoh analisis bahan ajar dalam buku تعليم اللغة العربية kelas VIII MTs, yang ditulis oleh Dr. D. Hidayat











BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Bahan Ajar
           Bahan ajar adalah sebuah persoalan pokok yang tidak bisa dikesimpangkan dalam satu kesatuan pembahansan yang utuh tentang cara pembuatan bahan ajar.[1] Selain itu, Depdiknas juga menambahkan bahwa bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Menurut para ahli pengertian bahan ajar adalah sebagai berikut :
                  Menurut National Center For Competency Based Training (2007),bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru atau instuktur dalam melaksanakan proses pembelajaran dikelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis maupun tak tertulis.
Menurut Pails Ache dalam Diknas, bahan ajar adalah gabungan dari dua kata “teaching materia “. Maknanya terdiri atas teaching yang berati mengajar dan material yang berarti bahan. Jadi bahan ajar merupakan seperangkat materi pembelajaran yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dalam kegiatan pembelajaran.
               Menurut Suharsimi Arikunto dalam Belawati dkk,memberikan pendapat tentang pentingnya bahan ajar yakni bahan ajar merupakn inti yang ada dalam kegiatan pembelajaran. Karena memang bahan pembelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai pembelajar.
Menurut Darwyn Syah ,dkk sebagaimana dikutip oleh Zainuddin Arif,Bahan pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang berisikan pesan dalam bentuk-bentuk, konsep, prinsip, definisi, kontes, data, fakta, proses, nilai, dan keterampilan.[2]
Sedangkan menurut Chomsin S. Widodo dan Jasmadi, bahan ajar adalah seperangkat sarana yang berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi dan subkompetensi dengan segala kompleksitasnya.
           Dari uraian diatas dapat disimpulakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat sarana yang terdiri dari bahan yang tertulis maupun tidak tertulis, yang digunakan oleh pengajar untuk mengoptimalkan proses pembelajaran agar berlangsung sesuai dengan tujuan bersama.
B.     Fungsi Bahan Ajar
         Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.
       Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi kurikulum, tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi peserta didik[3].
          Dalam proses belajar mengajar guru menyajikan materi kepada peserta pendidikan, Pembuatan bahan ajar yang menarik dan inovatif adalah hal yang sangat penting dan merupakan tuntunan bagi setiap pendidik. Bahan ajar mempunyai kontribusi yang besar bagi keberhasilan proses pembelajaran yang kita laksanakan.
          Disini peran guru sebagai fasilisator lebih penting dari pada sebagai nara sumber, karena peran guru sebagai fasilisator dapat membantu dan mengarahkan proses belajar mengajar (PBM) dengan cara :
1.      Membangkitkan minat belajar peserta didik.
2.      Menjelaskan tujuan pembelajaran.
3.      Menyajikan materi dengan struktur yang baik.
4.      Memberi kesempatan peserta didik untuk berlatih dan memberi umpan balik (fead back
5.      Memperhatikan dan menjelaskan hal- hal yang sulit atau tidak dipahami.
6.      Menciptakan komunikasi dua arah (pendidik dan peserta didik ).[4]
Dalam pembuatan bahan ajar ,maka ada dua klasifikasi utama fungsi bahan ajar sebagaimana diuraikan sebagai berikut :
1.      Fungsi bahan ajar menurut pihak yang memanfaatkan bahan ajar[5]
a.       Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1)      Fungsi bahan ajar bagi pendidik,diantranya :
-          Menghemat waktu pendidikan dalam mengajar
-          Mengubah peran pendidik dari seorang pengajar menjadi seorang fasilisator
-          Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif
-          Sebagai pedoman bagi pendidik yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses pembelajaran dan merupakan kompetensi yang semestinya diajarkan kepada peserta didik.
-          Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
2)      Fungsi bahan ajar bagi peserta didik antara lain :
-          Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada pendidikan atau teman peserta didik yang alin.
-          Peserta didik dapat belajar kapan saja dan dimana saja ia kehendaki.
-          Peserta didik dapat belajar belajar sesuai kecepatannya masing masing
-          Peserta didik dapat belajar menurut urutan yang dipilihnya sendiri.
-          Membantu peserta didik untuk menjadi pelajar yang mandiri,dan
-          Sebagai pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan semua aktivitasnya dlam proses pembelajaran dan subtansi kompetensi yang seharusnya dipelajari dan dikuasainya.
b.      Fungsi bahan ajar menurut strategi pembelaran yang digunakan
Fungsi bahan ajar ini dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1.      Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal,antara lain :
-          Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawasa dan penggalian prose pembelajaran
-          Sebagai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.
2.      Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran indivudual, antara lain :
-          Sebagai media utama dalam prose pembelajaran
-          Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengaawasi proses peserta didik dalam memperoleh informasi
-          Sebagi penunjang media pembelajran indivudual lainnya.
3.      Fungsi bahan ajar dalam pembelajar kelompok, antara lain[6] :
-          Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,dengan cara memberi informasi tentang latar belakang materi,informasi tentang peran orang –orang yang terlibat dalam belajar kelompok.
-          Sebagi bahan pendukung bahan belajar utama dan apabila dirancang sedemikian rupa ,maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
C.    Jenis – Jenis Bahan Ajar
              Bahan ajar jika dikelompokkan menurut jenisnya ada 4 jenis yakni bahan cetak (material printed) seperti handout, modul, buku, lembar kerjasiswa, brosur, foto/gambar dan model. Bahan ajar dengar seperti kaset,radio, piringan hitam dan compact disk audio. Bahan ajar pandang denganseperti video compact disk dan film. Bahan ajar interaktif seperti compactdisk interaktif.[7]
D.    Analisis Saintifik
                 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No. 65 Tahun 2013 tentang standar  proses pendidikan dasar dan menengah menegaskan bahwa prinsip pembelajaran yang digunakan pada kurikulum 2013 dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan  penggunaan pendekatan ilmiah/pendekatan saintifik.
      Kurikulum 2013 bertujuan untuk membentuk siswa yang mandiri dalam mencari tahu/menemukan konsep serta menuju  pembelajaran ya ng jawaban kebenarannya bukan  jawaban tunggal melainkan multi dimensi. Oleh sebab itu, pendekatan yang berawal dari  pendekatan tekstual menuju proses sebagai  penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. Pembelajaran yang menggunakan  pendekatan ilmiah /saintifik adalah pembelajaran yang dirancang secara prosedural sesuai dengan langkah-langkah umum kegiatan ilmiah. Pada  pembelajaran, pendekatan saintifik diimplemen-tasikan dalam kegiatan yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengo-munikasikan (Kurikulum, 2013: 3).[8]
               Menurut M. Lazim, pendekatan saintifik didefinisikan sebagai berikut:  Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”.
        Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan pola berpikir ilmiah siswa dengan cara mengimplementasikan metode mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengomunikasikan dalam pembelajaran.
          Karakteristik pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan saintifik sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda.[9]
E.     Tahap – Tahap Analisis Bahan Ajar
             Dalam analisis kebutuhan bahan ajar, di dalamnya terdapat tiga tahap. Tahapan dalam analsis kebutuhan bahan ajar terdiri dari: analisis terhadap kurikulum, analisis sumber belajar, dan penentuan jenis serta judul bahan ajar. Keseluruhan proses tersebut menjadi bagian integral dari suatu proses langkah-langkah pembuatan bahan ajar yang tidak bisa kita pisah-pisahkan. Berikut penjelasan tahap-tahap dalam analisis kebutuhan bahan ajar. Pada langkah ini ada empat tahap, adapun tahap-tahap tersebut adalah sebagi berikut[10] :
1.      Menganalisis Kurikulum
     Kurikulum merupakan susunan, bahan kajian, dan pelajaran untuk mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan, dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional[11]
       Dalam skala yang lebih luas, kurikulum merupakan suatu alat pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia yang berkualita.[12] Menurut UU No. 2 tahun 1989 kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
          Tahap pertama ini ditunjukkan untuk menentukan kompetensi-kompetensi yang memerlukan bahan ajar. Dengan demikian, bahan ajar yang kita buat benar-benar diharapkan dapat menjadikan peserta didik menguasai segala kompetensi yang ditentukan. Untuk mencapai hal tersebut, kita perlu mempelajari lima hal sebagai berikut:
a.       Standar Kompetensi
            Standar kompetensi yaitu kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang mendiskripsikan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dapat dicapai pada setiap tingkatan. Standar kompetennsi terdiri dari beberapa kompetensi dasar sebagai acuan baku yang wajib dipenuhi dan berlaku secara nasional. Dalam konteks pembuatan bahan ajar, maka tugas kita adalah menentukan standar kompetensi yang ingin dipenuhi oleh peserta didik.
b.      Kompetensi Dasar
          Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun indikator kompetensi. Untuk pembuatan bahan ajar, maka dalam hal ini kita mesti mengidentifikasikan kompetensi dasar-kompetensi dasar yang diharapkan bisa dikuasai oleh peserta didik.
c.       Indikator Ketercapaian Hasil Belajar
           Indikator yaitu rumusan kompetensi yang spesifik, yang dapat dijadikan sebagai acuan kriteria penilaian dalam menentukan kompeten atau tidaknya peserta didik. Setelah menganalisis kompetensi dasar, maka indikator adalah hal berikutnya yang mesti kita analisis. Sehingga, kita dapat mengetahui kompetensi yang spesifik, yang nantinya dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan bahan ajar yang tepat.
d.      Materi Pokok
           Materi pokok adalah sejumlah informasi utama yang berisi pengetahuan, keterampilan, acuan nilai yang disusun sedemikian rupa oleh pendidik agar peserta didik menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Materi pokok adalah objek analisis berikutnya yang harus kita telaah. Jadi setelah menganalisis indikator, maka kita berlanjut pada analisis materi pokok. Materi pokok ini menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun isi bahan ajar. Materi pokok adalah pokok-pokok materi pembelajaran yang harus dipelajari siswa sebagai sarana pencapaian kompetensi dan yang akan dinilai dengan menggunakan instrument penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.[13]
             Penentuan isi dan materi pelajaran ini di dasarkan atas pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar.langkah langkah pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi pengalaman belajar yang nyata bagi siswa
e.       Pengalaman Belajar
          Pengalaman menurut piaget berlangsung dalam diri setiap individu melalui proses konstruksi pengetahuan. oleh sebab itu teori belajar piaget terkenal dengan teori konstruktivistik. Belajar menurut teori konstruktivitas bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna.[14]
           Pengalaman belajar adalah suatu aktivitas yang didesain oleh pendidik supaya dilakukan oleh para peserta didik agar mereka menguasai kompetensi yang telah ditentukan melalui kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan. Jadi, pengalaman belajar haruslah disusun secara jelas dan operasional, sehingga langsung bisa dipraktikkan dalam kegiatan pembelajaran.
           
        Itulah lima komponen utama yang harus kita pahami sebelum kita melakukan analisis kurikulum. Selanjutnya, dalam hubungannya dengan analisis kurikulum, analisis pengalaman belajar ditunjukkan untuk mengidentifikasi bentuk serta bahan ajar yang tepat dan sesuai untuk aktivitas pembelajaran yang dilakukan peserta didik. Kemudian, jika kita sudah sampai pada analisis pengalaman belajar (yang akan dilakukan oleh peserta didik) tersebut.
            Berdasarkan analisis kurikulum ini, maka kita dapat mengetahui jumlah bahan ajar yang harus dibuat dan disiapkan dalam satu semester tertentu. Selain itu, kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi jenis bahan ajar yang relevan dan cocok untuk digunakan.
Kebutuhan bahan ajar dapat dilihat dari silabus mata pelajaran. Sedangkan jenis bahan ajar agar dapat diturunkan dari pengalaman belajarnya. Semakin jelas pengalaman belajar diuraikan, maka akan semakin mudah bagikita untuk menentukan jenis bahan ajarnya. Dan jika analisis dilakukan terhadap seluruh standar kompetensi, maka akan diketahui pula banyaknya bahan ajar yang harus disiapkan.
2.      Analisis Sumber Belajar
         Setelah melakukan analisis kurikulum, langkah selanjutnya dalam menganalis kebutuhan belajar adalah menganalisis sumber belajar. Membahas tentang sumber belajar, tidak dapat dipisahkan dari pemahaman terhadap pengertian konsep belajar. Pengertian belajar menurut Sjahminan Zaini adalah melatih, menggunakan, memfungsikan serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat (indera luar dan dalam) yang telah dianugerahkan oleh Allah secara integral dalam pelbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepada-Nya.[15] Firman Allah Q.S An-Nahl: 78
Terjemahnya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
          Apa dan bagaimana analisis sumber belajar itu dilakukan, tidaklah susah. Yang penting kita harus memahami terlebih dahulu bahwa sumber belajar yang akan digunakan sebagai bahan untuk penyusunan bahan ajar perlu dilakukan analisis. Andapun kriteria analisis terhadap sumber belajar tersebut dilakukan berdasarkan kesesuaian, ketersediaan, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Cara analisis sumber belajar adalah dengan menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. Berikut ini merupakan penjelasan kriteria dalam menganalsis sumber belajar.
Andi Prastowo menerangkan bahwa kriteria untuk menyeleksi sumber belajar yang berkualitas dapat dibagi menjadi dua yaitu kriteria secara umum dan kriteria secara khusus.[16]
a)      Kriteria Umum
Kriteria umum dalam pemilihan sumber belajar yang berkualitas ini meliputi:
1.   Ekonomis, yang berarti bahwa sumber belajar tidak harus mahal. Sumber belajar perlu disesuaikan dengan alokasi dana dan kebutuhan sumber belajar yang akan digunakan. Seperti layaknya prinsip ekonomi, perlu diusahakan agar mampu mendapatkan sumber belajar berkualitas yang sesuai kebutuhan dengan alokasi dana yang seminimal mungkin.
2.      Praktis dan sederhana, sumber belajar harus mudah digunakan dan tidak membingungkan. Tidak memerlukan lagi tambahan pelayanan atau alat lain yang sulit diadakan.
3.   Mudah diperoleh, bahwa sumber belajar mudah dicari dan didapatkan. Jika perlu dapat memanfaatkan lingkungan sekitar yang tersedia sehingga peserta didik juga dapat dengan mudah memanfaatkan
4.   Fleksibel atau kompatible, sumber belajar tidak harus mengikat pada satu tujuan atau materi pembelajaran tertentu. Akan lebih baik jika dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran bahkan juga keperluan yang lain.
5.      Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pembelajaran lainny.
6.      Dapat membantu efisien dan kemudahan pencapaian tujuan pembelajaran.
7.      Memiliki nilai positif bagi proses/aktivitas pembelajaran khususnya peserta didik
8. Sesuai dengan interaksi dan strategi pembelajaran yang telah dirancang/sedang dilaksanakan
b)      Kriteria Khusus
Kriteria khusus yang perlu diperhatikan dalam pemilihan sumber belajar yang berkualitas adalah sebagai berikut:[17]
1.      Sumber belajar dapat memotivasi peserta didik dalam belajar
2.   Sumber belajar untuk tujuan pengajaran. Maksudnya sumber belajar yang dipilih sebaiknya mendukung kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
3.      Sumber belajar untuk penelitian. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat diobservasi, dianalisis, dicatat secara teliti, dan sebagainya.
4.  Sumber belajar untuk memecahkan masalah. Maksudnya sumberbelajar yang dipilih hendaknya dapat mengatasi problem belajar peserta didik yang dihadapi dalam kegiatan belajar mengajar.
5.     Sumber belajar untuk presentasi. Maksudnya sumber belajar yang dipilih hendaknya bisa berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian pesan.
3.      Memilih dan Menentukan Bahan Ajar
             Tahap ketiga dalam analisis kebutuhan bahan ajar adalah memilih dan menentukan bahan ajar. Langkah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu kriteria bahwa bahan ajar harus menarik dan dapat membantu peserta didik untuk mencapai kompetensi. Karena pertimbangan tersebut, maka langkah-langkah yang hendaknya kita lakukan antara lain menentukan dan membuat bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan dan kecocokan dengan kompetensi dasar yang akan diraih oleh peserta didik, serta menetapkan jenis dan bentuk bahan ajar berdasarkan analsis kurikulum dan analisis sumber bahan.
            Berkaitan dengan pemilihan bahan ajar, ada tiga prinsip yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam memilih dan menentukan bahan ajar, yaitu :
a.       Prinsip Relevansi
Arti dari prinsip relevansi yaitu bahan ajar yang dipilih sebaiknya ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar.
b.      Prinsip Konsistensi
Dalam prinsip konsistensi, bahan ajar yang dipilih harus mempunyai niai keajegan. Jadi, antara kompetensi dasar yang mesti dikuasai peserta didik dengan bahan ajar yang telah disiapkan mempunyai keselarasan dan kesamaan.
c.       Prinsip Kecukupan
Dalam prinsip kecukupan, ketika kita memilih bahan ajar, hendaknya dicari yang memadai untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan.
F.     Contoh Analisi Bahan Ajar
Bahan ajar yang dianalisis oleh penulis disinih adalah buku ajar bahasa Arab untuk kelas VIII madrasah tsanawiyah yang ditulis oleh Dr. D. Hidayat.
a.       Berikut ini ialah gambaran singkat mengenai identitas buku yang akan penulis analisis.[18]
1)      Judul Buku                  : تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab)
2)      Pengarang                   : Dr. D. Hidayat
3)      Cetakan                       : Cetakan Pertama
4)      Tahun Terbit                : 2015
5)      Penerbit                       : PT. Karya Toha Putra
6)      Tempat Terbit              : Semarang
7)      Ditujukan Kepada       : Peserta didik Madrasah Tsanawiyah Kelas VIII
b.      Penulis Buku Teks
        Buku ini merupakan buku pelajaran bahasa arab dengan cetakan pertama berstandar K13 berdasarkan keputusan Menag RI no. 165 Th. 2014, yang ditulis oleh Dr. D. Hidayat, Di dalam buku sekolah ini yang penulis analisis disinih, profile lengkap penulis tidak tersaji. Padahal data semacam daftar riwayat hidup atau riwayat pendidikan perlu untuk menunjang dalam penganalisisan buku teks ini. Yaitu untuk mengetahui apakah penulis ialah orang yang memiliki kapabilitas dan pemahaman yang baik tentang dunia pendidikan, perbukuaan, dan penulisan buku-buku ajar.
c.       Sistematika Isi dan Peta Konsep
          Pada awal halaman buku ini disajikan tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar bahasa Arab MTs kelas VIII semester ganjil. Buku ini berisikan enam bab, pada bab pertama dengaan judul pembahasan الساعة, pada bab kedua  يومياتنا في المدريةpada ketiga يومياتنا في البيت  pada bab keempat المهنة pada bab kelima اللاعبون المهنيّون pada bab keenam الطبيب والمرضى ditiap – tiap bab dilengkapi dengan petunjuk (yang berlandaskan pada RPP dan silabus) bagi guru dalam memberikan pembelajaran bagi peserta didik, kemudian terdapat mufradats (kosa kata) bergambar,  (al-Hiwar) percakapan, (at-tarkib) kaidah. Didalam buku ini juga memuat empat maharah (al-qira’ah, al-kitabah, istima’ wal kalam)[19]
d.      Halaman
             Buku ajar dengan 6 (enam) bab ini, terdiri dari 113 halaman. Halaman pertama pada masing – masing bab terdiri atas topik bab, paduan kepada guru dalam memberikan pembelajaran. Ditiap  awal halaman pada masing – masing bab ini juga peserta didik akan disugukan dengan mufradat (kosa kata) bergambar dan ibarah, bagian bawa pada halaman ini setelah mufradats dan ibarah, terdapat latihan dari mufradat dan ibarah tersebut. Halaman berikutnya berisikan hiwar (percakapan), tarkib (kaidah), banyaknya halaman tarkib tergantung dengan pembahasan yang ada dalam bab itu, pada halaman setelahnya terdapat latihan dari tarkib (kaidah) tersebut.
             Nah, pembahasan akhir pada halamannya perserata didik akan mendapatkan pembahasan al-qira’ah dan al-kitabah yang dimana pada tiap – tiap pembahasannya terdapat latihan. Penjelasan materi dari tiap – tiap bab tidak sama rata banyaknya tergantung panjang dan pendeknya pembahsan bab tersebut. Selain penjelasan materi yang diformat secara naratif, ada juga penjelasan yang diformat berbentuk tabel sehingga lebih memudahkan siswa dalam memahami materi dan kaidah. Selain itu, ditiap – tiap akhir pembahasan materi peserta didik juga diberikan soal – soal latihan yang memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang yelh diberikan.
          Diantara bab 3(tiga) dan bab 4 (empat) terdapat soal latihan dari bab 1(satu) sampai bab 3 (tiga), yang bagi guru bisa dijadikan sebagai soal ujian tengah semester. Dan pada halaman 97 sampai 100 terdapat soal - soal yang bisa dijadikan sebagai soal ujian akhir. Pada halaman 101 dan 102 terdapat indeks mengenai isi buku, halaman setelahnya terdapat mu’jam mufradats. Serta pada halaman 109 berisikan referensi dari buku tersebut. Pada empat halaman terakhir buku ini terdapat catatan yang bisa diisi oleh guru dan juga peserta didik.[20]
e.       Aspek Keterampilan Berbahasa
            Di dalam pembelajaran bahasa Arab, ada 4 (empat) aspek atau komponen yang tidak pernah hilang karena merupakan komponen pokok di dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pembelajaran bahasa Arab yang sesuai dengan kurikulum sekarang dirancang untuk memaksimalkan keempat aspek tersebut agar dapat berkembang di setiap individu peserta didik.
             Keempat aspek keterampilan berbahasa itu pun terdapat pada buku teks yang penulis analisis. Hal tersebut dapat dilihat pada bab - bab yang penulis uraikan diatas. Dibuku ini terdapat halaman tersendiri yang memerintahkan peserta didik untuk membaca dan menulis,  serta buku ini juga dilengakpai dengan vcd sebagai latihan untuk membaca dan melatih kemampuan muhadatsanya peserta didik. Selain itu, buku ini juga menyajikan tarkib (kaidah) dimana peserta didik diarahkan untuk menyusun kalimat sesuai dengan kaidah yang berlaku.
         Hanya saja, didalam penulisan struktur kalimat dalam buku ini terdapat kejanggalan bagi penulis sendiri, dimana penyusun buku ini tidak menyertakan harakat akhir dari tiap – tiap kata yang tersusun dalam satu kalimat. Memang dari segi maharatul qira’ah dan juga kalam itu tidaklah mengapa jika tidak disertakan, namun dalam kaidahnya sangat membahayakan, yang menurut penulis akan membahayakan pemahaman peserta didik kedepan didalam mempelajari ilmu bahasa Arab, karena harakat akhir suatu kata ataupun kalimat erat kaitannya dengan ilmu nahwu, dan terkadang bisa merusak makna asli kalimat tersebut. bagi peserta didik.







BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
           Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar harus disusun berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Jika bahan yang disusun tidak sesuai dengan kurikulum, berarti bahan ajar tersebut tidak menjamin tercapainya tujuan seperti yang ditentukan.
              Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya.
       Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran.
Sebagai simpulan akhir dari penulis makalah ini, bahwa buku ajar dengan judul تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab),  yang disusun oleh Dr. D. Hidayat, sudah dianggap bisa atau baik didalam pembelajaran yang  menggunakan pendekatan saintifik.









Daftar Pustaka
Hamalik, Oemar, 2005, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara
Hidayat, 2015, تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab), Semarang, PT. Karya Toha Putra
Prastowo Andi, 2014, Panduan  Kreatif  Membuat Bahan Ajar Inovatif, Yogyakarta: Diva Press
Rahmi Aida dan Hendra Harmi, 2013, Pengembangan Bahan Ajar  MI, Curup: Lp2 STAIN Curup
Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam  Mulia, 1986)
https://www.academia.edu/3823058/A._Karakteristik_Bahan_Ajar, diakses pada tgl 22 Desember 2018 pukul 20.25 WITA
[1] https://www.academia.edu/17534497/PENGEMBANGAN_PENGALAMAN_BELAJAR, diakses pada 15 januari 2019 pkl. 02.18




[1] Andi Prastowo. Panduan  Kreatif  Membuat Bahan Ajar Inovatif  ( Yogyakarta: Diva Press,2014) ,h.16
[2]Aida Rahmi dan Hendra Harmi. Pengembangan Bahan Ajar  MI (Curup: Lp2 STAIN Curup, 2013), h.2-4
[3] http://berbagi-media-pengetahuan.blogspot.com/2014/05/defenisitujuanpentingnya-bahan-ajar.html

[4] Aida Rahmi dan Hendra Harm. Pengembangan Bahan Ajar  MI , h. 6
[5] Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif , h. 24-25
[6] Andi Prastowo. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif , h .25-27
[7] https://www.academia.edu/3823058/A._Karakteristik_Bahan_Ajar

[9]https://www.academia.edu/27306647/ANALISIS_pendekatan_saintifik_pada_kurikulum_2013_di_sdn_tanjungrejo_1_malang
[10] http://rheeviie.blogspot.com/2017/10/langkah-langkah-pokok-pembuatan-bahan_23.html
[11] Dr. Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara.h. 18
[12] Dr. Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta, h. 24
[15] Syahminan Zaini, 1986, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam  Mulia, h. 9
[16] Andi Prastowo, 2014, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, h. 61
[17] Andi Prastowo, 2014, Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif, h. 61
[18] Hidayat,  تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab),  ( Semarang, PT. Karya Toha Putra, 2015),  h. هـ
[19]Hidayat, تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab),  h. 1-8
[20] Hidayat, تعلم اللغة العربية (Pelajaran Bahasa Arab),  h. 97-109